Thursday, November 13, 2008

kasih berapa ya?

"dengan tidak mengurangi rasa hormat,
kami berharap hadiah yang diberikan
bukan berupa bingkisan atau karangan bunga."

hahaha, ngga se gamblang itu sih, tapi intinya itu kan yang sering kita baca di undangan2 pernikahan. Atau, yang lebih (ehm) 'simbolis' lagi, biasanya dengan gambar bunga dan kado dicoret dengan tanda 'X' besar, dan yang gambar amplop 'selamat' dari coretan tersebut. :D

sejak kapan ya budaya seperti ini berkembang: orang nikah dikasih uang?
kalo kado masih masuk akal, kan sebagai 'tanda mata', hmm emang sih 'mentah'nya bakal lebih berguna (kalo memang dipake dengan tepat guna).
tp kalo dipikir2, sebenernya lebih ngga sopan ya: "nih sekian (puluh/ratus) ribu. sok mangga mau dipake buat apa."
haaa! anyway, bukan tentang itu yang pengen saya tulis. jadi ngelantur sy.

yang pengen sy tulis adalah, kenapa sih, kalo yang nikahnya 'menengah ke atas', apalagi 'atas ke lebih atasnya', kita jadi bingung musti ngasih amplop berisi uang dengan jumlah berapa. takut ke-sedikitan. :: sedangkan kalo yang nikahnya 'menengah ke bawah', kita akan berpikiran 'segini juga cukup'.

padahal, siapa coba yang lebih membutuhkan uang? kenapa malah yang sudah "lebih dari cukup" kita kasih lebih besar...., dan yang lebih membutuhkan dikasihnya 'seadanya'...?

hm, apa untuk 'mengganti' modal untuk menjamu para tamu dengan mewah? tp apa para tamunya minta untuk dijamu dengan mewah??

hmmpf, maaf.. tp sy memang agak2 tidak suka dengan budaya pernikahan di negara kita, yang mana seringkali lebih menjadi ajang untuk pamer daripada tujuan yang seharusnya, yaitu 'syukuran'.

ngga semua memaaang..... just sharing my thoughts :)

0 comments: