oleh : Jalaluddin Rakhmat
Kusaksikan para sahabat berkumpul di masjid mu
Angin sahara membekukan kulitku
Gigiku gemeretak
Kakiku berguncang
Tiba-tiba pintu hujrah mu terbuka
Engkau datang ya Rasulullah
Kupandang dikau
Assalamualaika ayyuhan Nabi wa rahmatullah
Assalamualaika ayyuhan Nabi wa rahmatullah
Kudengar salam bersahut-sahutan
Kau tersenyum ya Rasulullah
Wajahmu bersinar
Angin sahara berubah hangat
Cahaya mu menyelusup seluruh daging dan darahku
Dini hari Madinah berubah menjadi siang yang cerah
Kudengar engakau berkata ;
"Adakah air pada kalian ? "
kutengok cepat gharibahku
para sahabat sibuk memperlihatkan kantong kosong
tidak ada setetes pun air, ya Rasulullah
kusesali diriku
mengapa tak kucari air sebelum tiba di masjidmu
duhai bahagianya, jika kubasahi wajah dan tanganmu
dengan percikan-percikan air dari gharibahku
Kudengar suaramu lirih
Bawakan wadah yang basah
Aku ingin meloncat mempersembahkan gharibahku
Tapi ratusan sahabat berdesakan mendekatimu
Kau ambil gharibah kosong
Kau celupkan jari-jarimu
Subhanallah,
Kulihat air mengalir dari sela-sela jarimu
Kami berdecak, berebut, berwudhuk
Dari pancuran sucimu
Betapa sejuk air itu ya Rasulullah
Betapa harum air itu ya Nabi Allah
Betapa lezat air itu ya Habib Allah
Kulihat Ibnu Mas'ud mereguknya sepuas-puasnya
Qad qamatish Shalah
Qad qamatish Shalah
Duhai bahagianya sholat dibelakangmu
Ayat sucimu mengalir dari suaramu
Melimpah memasuki jantung dan pembuluh darahku
Usai sholat kaupandangi kami
Masih dengan yang sejuk itu
Cahayamu, ya Rasulullah
Tak mungkin kulupakan
Ingin kubenamkan setetes diriku dalam samudera dirimu
Ingin kujatuhkan sebutir debuku dalam sahara tak terhinggamu
Kudengar kau berkata lirih
"Ayyu khalaqi a'jabu ilakum I'ma'nan ?"
Siapa makhluk yang imannya paling sempurna ?
..... Malaikat, ya Rasulullah
Bagaimana Malaikat tak beriman,
Bukankah mereka berada di samping Tuhan ?
..... Para Nabi, ya Rasulullah
Bagaimana Nabi tak beriman,
Bukankah pada mereka turun wahyu ?
..... Kalau begitu siapakah mereka, ya Rasulullah ?
Langit Madinah bening, bumi Madinah hening
Kami termangu ...,
Siapa gerangan mereka yang imannya paling mempesona..?
Kutahan nafasku,
Kuhentikan detak jantungku,
Kudengar sabda mu,
"Yang paling mempesona imannya
mereka yang datang sesudah ku,
beriman kepadaku,
padahal tidak pernah melihat dan berjumpa dengan ku.
yang paling mempesona imannya
mereka yang tiba setelah aku tiada,
yang membenarkanku,
tanpa pernah melihatku."
Bukankah kami ini saudaramu juga, ya Rasulullah?
"Kalian sahabat-sahabatku,
Saudaraku adalah
Mereka yang tidak pernah berjumpa dengan ku
Mereka beriman pada yang ghaib
Mendirikan sholat
Menginfakkan sebagian rezeki yang
Kami berikan kepada mereka."
Kami terpaku,
Langit Madinah bening, bumi Madinah hening
Kudengar lagi engau berkata,
"Alangkah rindunya daku pada mereka,
Alangkah bahagianya aku memenuhi mereka"
Suaramu parau,
Butir-butir air matamu tergenang.
Kau rindukan mereka ya Rasulullah
Kau dambakan pertemuan dengan mereka, ya Nabi Allah
Assalamu'alaika ayyuhan nabi wa rahmatullahi wa baraka'tuh.
*****
[ diambil dari sini. ]
Monday, July 28, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment